Fenomena Nasional about the kapan things
Sudah mau akhir tahun.. sudah mau libur panjang.. sudah mau masa liburan..sudah mau masa kumpul keluarga besar.. dan yak yak yak.. yang dipertanyakan adalah sebuah fenomena tentang the kapan things, mulai dari "kapan lulus?", "kapan kerja?", "kapan nikah?" "kapan punya anak?" dan lain sebagainya..
Gimana ya gaess.. mungkin pertanyaan ini akan berbeda feedback-nya apabila yang di-pertanya-kan ada-lah orang yang mulus dan lulus dari pertanyaan ini, dalam artian udah lulus, udah kerja, udah nikah, udah punya anak, punya anak cowok sama cewek bukan masalah besar laah yaaa, lucky man -begitu katanya-
Tapi buat sebagian orang, pertanyaan "KAPAN" semacam momok atau ice breaker banget..jadi berasa-rasa sedih dan memilukan serta membuat rasa ketidaknyamanan bagi yang di-per-tanya-kan karena pertanyaan tersebut bersifat "hanya Tuhan yang tahu".. betol? betoolllll... *dijawab pake halo halo dimasjid eh TOA maksudnya* hahaha :p
Tapi ya karena kebanyakan dari kita adalah penuh perhatian tentang kehidupan orang lain. Yah makanya jadilah muncul fenomena kaya gini.. entah suka atau tidak suka.. tapi budaya mempertanyakan setiap fase dari kehidupan seorang adalah suatu kebiasaan.. dan memang itulah yang harus dan kudu kita jawab hohoho..
Setiap pertanyaan punya tingkat kesulitan masing-masing. mengapa demikian? karena setiap fase akan menjadi lebih rumit untuk di jelaskan .. jadi begini..
Kalo di tanya "kapan lulus?" seolah-seolah mereka sedang mempertanyakan tentang kepintaran kita dalam bidang akademik, sedangkan banyak faktor kenapa orang tersebut belum lulus.
Faktor tersebut bisa datang dari lingkungan kampus seperti dosen pembimbing yang kadang-kadang mempersulit si mahasiswa dalam hal data, narasumber, teknik penulisan, hipotesis, atau birokrasi kampus yang kadang ribet atau acc skripsi untuk mengikuti ujian pendadaran yang susahnya banget tinggal tanda tangan gak pake 5 menit. beruntung saya gak termasuk yang susah acc hehehe, dan beruntunglah kalian yang juga gak susah hohoho. Jadi gak melulu tentang mahasiswanya.. hohoho.. ya meskipun banyak mahasiswa mengalami yang namanya sindrom proscrastination saat mengerjakan skripsi tapi kan yaaaa.. akhirnya kelar juga kan :p
Kalo ditanya "kapan kerja?" seolah-olah mereka mempertanyakan skills atau kompetensi orang tersebut. Seberapa layak dan mampu sih kamu.
Jika IPK mu rendah, mereka bilang maklum tapi kalo langsung dapet kerja pasti bilang wah skills kamu oke ya. gitu katanya. Tapi jika IPK mu tinggi, tentu mereka akan mempertanyakan nilai tinggi tapi kok ga dapet-dapet kerja, pasti pas kuliah nyontek or soft skills mu gak ada deh pasti. begitu lah hasil pengalaman saya dan teman-teman saya hahahaha. Yang dilupakan orang-orang adalah seberapa banyak lowongan kerja yang ada dan berapa banyak orang yang mencari pekerjaan dan banyak yang lupa KKN juga masih "menjamur" di Indonesia, sehingga peluang mencari pekerjaan secara murni, apalagi dalam perusahan-perusahaan besar yah cuma tergantung dua hal. Dalam artian kalo punya koneksi atau kamu emang punya standar kompetensi yang tinggi :)
Ada yang pernah denger mahasiswa s2 lulusan Universitas ternama di Indonesia nekad mau suntik mati dan mengirim surat ke polisi untuk mengijinkan dia untuk mati? kalau belum ya saya kasih tau deh hehehe.. jadi si mas itu, stress dan frustasi. kenapa dia lulusan Univ yang terkemuka di Indonesia belum juga mendapatkan pekerjaan. dan Yak saya bisa berkata kepada masnya.. "Selamat Datang di Realita Masnyaaaa" jangan menyerah karena saat menyerah saat itulah sesungguhnya kamu sudah mati, mati sebagai pejuang kehidupan..jadi tenang mas masih banyak yang belum kerja, ada temennyaaaa hehehehe :D
Kalo ditanya "kapan nikah?" nah pertanyaan ini seolah-olah kamu hanya memikirkan pekerjaan atau sangat selektif dalam memilih pasangan hidup atau lagi kamu jelek berarti :s sakitnya tuh disini *nunjuk muka* hahaha saya jelek donk :p
Pernah saking saya udah nyaman sendiri tanpa pacar selama 2 tahun dan memang belum ada yang sreg sih hehehe. Akhirnya ada yang berkata, jangan pilih-pilih, udah yang ada dan serius dinikahin aja, nanti jadi perawan tua lho. Walah-walah *ketok ketok meja* mbak mas, jodoh kan sudah ada yang mengatur, saya harus gimana kalau semisal saya udah mau nikah tapi jodohnya belum dateng. Apa iya kudu diterima aja yang dateng ngelamar? Iya kalau cocok dan emang jodohnya, langgeng dan awet sampai maut yang memisahkan. Kalau ternyata dia bukan jodoh kita dan ternyata bukan kriteria suami yang diidamkan. dalam artian suka mukul, keras kepala, gak tanggung jawab dan lain sebagainya.. cuma karena tekanan "cepet nikah" jadinya nikah karena tekanan sosial bukan karena sudah waktunya dan memang dia yang saya yakini mampu manjadi imam dan sahabat saya hingga tua nanti...hmmm..
Soalnya kalo diusia saya yang masih di usia 20an ini.. masih mikir romantis ala-ala kaya gini "marry a man who loves you more than you love him. because a woman will always give more than what is necessary to her lover. It is ingrained into her, like maternity. but even when a man loves you more, he still only be able to meet you halfway." gitcuu hahahaha.. atau terkadang orang single tapi uda gak available, ehemmm curhat hahaha. jadi memang dia status single tapi hatinya sudah ada yang memiliki cie cieee cieeee :p sehingga cuma ada dia aja sampai-sampai dibawa ke doa and indeed, nothing proves that you love someone more than mentioning them in your prayer. hmmm ini memang agak berlebihan curhatnya..hihi tapi yaaa memang gitu ciri orang yang masih single antara dia belum mau berkomitmen atau hatinya sudah ada yang memiliki oleh dia ihirrrrrrrr....
atau malah jadi risih dan malah males nikah gara-gara di kecengin begitu terus. Ya femonena begini ada, seorang yang saya kenal.. karena risih jadi udah mau 35 tahun dia bilang lebih enak hidup single dan gak kepikiran nikah karena tiap tahun ditanya kapan nikah, "eneg, kuno deh nanya muluk" katanya, jadi dia mau keluar negeri, melajang, berkarir dan karena dia berpikiran bahwa be a woman who will always give more than necessary dimana titik point disini adalah materi, materi dan materi bukan menantu apalagi cucu untuk orang tuanya.. hmmmm... tapi saya doain semoga diluar negeri sana nemu jodohnya yaa mbaa aamiin..
Nah ini dia kalo ditanya "kapan punya anak?" saya rasa pertanyaan ini adalah yang paling sulit daripada pertanyaan-pertanyaan yang lain. Ya karena pertanyaan ini mempertanyakan kemampuan kita untuk memiliki seorang anak. karena masih banyak yang menaruh kesalahan hanya pada pihak wanita jika belum dapat mengandung hmmm.. padahal bisa hamil atau belum/tidak hamil itukan bisa dari berbagai faktor.
Saya juga perempuan, tentu saat saya menikah kelak, sejuta mimpi indah tentang memiliki anak-anak yang lucu dan bahagia membesarkan mereka akan berkembang saat saya menjadi seorang istri. Tapi kan terkadang semua berjalan tidak sesuai yang kita inginkan. Ada yang mau banget punya anak, susah dikasih, yaa karena awalnya ditunda jadinya sekarang pas kepengen susah punya anaknya. ada yang gak mau eh cepet punya anak dan alah disia-siain atau dibuang. duhhhh.. Jadi ya semua ini bukan semata-semata tentang kemampuan dalam mengandung tapi tentang kuasa dan kesiapan di mata-Nya.
Mungkin banyak yang lupa bahwa anak merupakan bagian dari rejeki yang diberikan Tuhan oleh umat-Nya selain materi, kesehatan, dan lain sebagainya. jadi urusan ini adalah murni Kehendak Tuhan, tentang memberi rejeki anak kepada siapa, berapa jumlahnya, apa jenis kelaminnya dan kapan akan memberi anak kepada mereka. itu semua adalah Kuasa-Nya dan benar saja, mungkin mereka LUPA akan hal itu.
Saya kenal seorang kakak sahabat yang sudah 8 tahun menikah dan barulah pada usia pernikahan mereka menginjak usia ke-8, mereka baru dikarunia seorang putri. Jadi kalo denger curhatan beliau agak miris rasanya. Si kakak yang kalo dikasih pertanyaan itu dari yang biasa aja, risih, sebel, kesel, sakit hati, sabar, ketawa, gak peduli, datar dan biasa lagi. Kebayang gak sih tiap hari Raya tiap Liburan keluarga, pertanyaan tentang seberapa mampu sih kamu punya anak. Ya anak memang menjadi hal yang penting dalam sebuah pernikahan. Jadi nikah kan tujuannya meneruskan garis keturunan, nah kalo gak punya anak.. gimana donk? Yah inilah yang kadang masih jadi perdebatan, mungkin saya belum sampai tahap kapan punya anak, baru kapan nikah hahahaha, tapi kalau dalam posisi ini saya tau sebagai seorang wanita pasti sulit dan hatipun harus kuat menahan semua pandangan miring dan sinis tentang kita. hmmm.. dengernya aja sedih rasanya.
Jadi kalau memang ada teman, sodara, keluarga atau siapa saja yang kalian kenal dan memiliki problem seperti diatas, kalian harus tahu dan sadar betul dengan apa yang akan kalian katakan kepada mereka, refleksikan dulu kepada kalian, apa kalian akan senang dan bahagia jika kalian ada diposisi mereka karena kalian tidak akan pernah tau seberapa kuat mereka menahan rasa sakit saat kalian mempertanyakan kapan lulus, kapan kerja, kapan nikah dan apalagi kapan punya anak. Be wise guys☺️
No comments:
Post a Comment