I MISS THE OLD YOU,
INSTAGRAM . . .
Hallo again my virtual diary, how
are you? I Miss you to the moon and back.. sudah lama sekali aku tidak membuka
dirimu wahai dear diaryku HIHIHIJ by the way,I want to share my opinion about
sosial media ‘kekinian’. Proudly present, INSTAGRAM. *sorak sorai bergemuruh*
HAHAHAA..
(Saya mau nulis dengan bahasa yang
agak formal yaa, habis kalo lucu terus kapan orang tau saya bisa serius? Lhah
malah saya krisis diri hahahaha.. enggak dink saya cuma mau agak elegant
nulisnya. Iya di tulisan ini aja besok2 musti gagal mau elegant. Hahahahaha)
Maaf ya my virtual diary dan para
pembaca khayalan saya –red, abaikan- eh
mulai eh fokus kembali, ingat,
elegant.. ingat ((elegant)) hahahaha..
Beberapa bulan ini saya
disibukkan dengan dua kerjaan saya yang membutuhkan saya pergi kesana kemari
dan kalaupun ada waktu senggang, saya gunakan untuk istirahat ataupun untuk
olahraga J
begitulah penjelasan saya yang sebenarnya 50% nyata, lainnya, lain-lain :p Lhoh
kok? Kamu penasaran? Sama, saya jugak :p hehehe. Enggak dink, saya hanya butuh
waktu untuk jauh-jauh dengan dunia internet dan sosial media agar tidak
mengupload kata-kata yang bernada sedih ataupun sejenisnya. Maklum saya
memutuskan untuk mengambil langkah besar dalam jalan hati saya, butuh
perjuangan dan konsistensi yang tinggi. Oke gak penting! Hahahaha... Oke lanjottttt Q
Dua bulan yang lalu kalau tidak
salah ingat ya, saya membuat akun instagram lagi nih, hihi sedikit telat yaa,
tutup akun karena akun instagram saya terhapus dengan sendirinya. I dont even
know why. Hmm.. awalnya saya pikir, “ah, sudah gak kober urus instagram apalagi
path dan saya agak malas buat akun ig lagi, sepertinya saya lebih suka dunia
nyata daripada dunia maya, lagian saya sudah sibuk dengan dua kerjaan saya di
dua tempat yang membuat saya hanya punya waktu libur satu hari saja.” Tapi, saya pikir, saya mau melihat tempat-tempat
yang bagus dan bisa sekalian buat referensi kalo pas ada cuti atau minimal
ketika saya ada jaldin ke daerah tersebut, kan bisa ke daerah wisata tersebut
dan ya itung-itung sambil menyelam minum air kan A
Saya menulis kata merindukan
Instagram yang dulu bukan karena tanpa alasan ya J karena tanpa sadar, saya merasa saya sudah
kehilangan esensi dari sosial media yang bernama instagram itu sendiri, atau
kitalah yang mengganti dan mengubah esensi instagram itu sendiri. Saya tidak
menyalahkan atau menghakimi para pengguna instagram yang tak sepaham dengan
saya. Bukan seperti itu, hanya, saya mencoba berpendapat tentang kerinduan saya
soal instagram yang dulu sangat eye catching and clutching my heart dengan
keindahan foto yang ditampilkan di lamannya.
Saya ingat ketika saya membuka
akun instagram saya dan melihat ketrampilan para fotografer dalam menangkap
cahaya dan menampilkannya kedalam sebuah karya yang bernilai seni tinggi, wah
saya cuma bisa comments “amazing pict, beautiful sightseeing, lovely, great,
nice shoot, wow, cool, awesome, where is it? Or what is it? or good job dude”.
Dulu saya suka melihat postingan para fotografer dan akun saya dipenuhi oleh
postingan berupa keindahan Tuhan akan ciptaan alam dan makhluk hidupnya yang
Masyallah.. indahnya J
jadi ingat, setelah saya membuka akun pasti saat menutupnya saya sih senang.
Adem liat yang menyejukkan mata hihihi.
Meskipun saya memiliki akun
instagram yang baru, namun ada keenganan dalam mem-posting foto. Entah. Saya
merasa gak ada keinginan buat mem-posting foto, mungkin karena sudah pernah
punya dan saat membuat lagi –disaat jiwa narsis saya sudah berkurang, malah
mungkin sudah habis masa berlakunya- saya tidak merasa harus memberitahukan
saya sedang dimana, sedang apa, pernah kemana, sama siapa, bagaimana kontur
muka saya sekarang, apa passion saya, apa-apa saja kesukaan saya atau seberapa
gilanya saya. Tapi lebih kepada, isi dari instagram sekarang agak beda dari
yang dulu pernah saya ingat dan saya selalu bisa melihat (tanpa disangka-sangka)
yang sudah saya lepaskan di jelajah kiriman. Ya susah ya, namanya juga sosial
media, mau dimanapun kita berada meski tak ada jaring pertemanan tapi masih
bisa dilihat oleh mata, karena, sosial media. Yah, Inilah hidup. Eh curhat deh.
Oke balik ke topik lagi ya, kak..
Well, mari kita melihat dimasa
kini seperti apa instagram saat ini, ya, mari kita menjelajah kiriman-kiriman
dari seluruh dunia Tentu kita juga sadar, bahwa pengguna android meningkat
seiring dengan fitur yang dihadirkan dan dengan kecanggihan yang memanjakan
keinginan para pengguna mobile phone yang tak kan pernah terpuaskan A maka
Instagram pun semakin dikenal dan digunakan. Oleh karena itu, fitur-fitur
seperti camera 360 atau fitur-fitur lain dibuat untuk mengedit muka atau bentuk
tubuh agar terlihat menarik di dalam sebuah foto yang sudah terpasang chantique
di setiap android para penggunanya dan tentu dia pasti memiliki akun instagram.
betul apa betul? hahaha
Kenapa demikian? Karena gak ada
yang gak cantik dijaman sekarang kan hohoho. Terlebih setelah Presiden Barack
Obama mengeksiskan kembali gaya berfoto selfie yang kemudian marak
dikembangbiakkan dengan adanya tongsis, makin-makin yaa selfienya, bagai jamur dimusim
hujan hahahaha. Ya katanya sih instagram itu album foto online, jadi ya wajar
kalo fotonya ala-ala gitu. Sebetulnya banyak sih pertanyaan saya –ketika saya
sudah sadar untuk tidak narsis- dan kebingungan saya tentang maksud dan arti
dari foto dan status seseorang di instagram. Bukan apa-apa sih, tapi lucu aja
nih ya. Saya kasih beberapa contoh deh. 1
Status :
Kondangan, Happy Wedding X dan Y
|
Foto :
Kita sendiri dengan gaya dan/atau Teman2 Kita Rame-rame tanpa pasangan
pengantin yang kita kondangin.
Aku : Mas-mas,
situ yang dikondangin apa yang kondangan? Gak nyambung mas.. :p
|
Status :
*ala-ala quotes* daun tidak pernah membenci angin yang menjatuhkannya.
|
Foto : Wajah kita atau gaya kita saat sedang
berjalan, duduk, tiduran, selonjoran atau foto pemandangan alam –cloud, sunset
dkk, red-.
Aku :
Mas-mas quote nya tjakep sih tapi kenapa mukanya dan gayanya ala-ala model
internesyenel.. nyambungnya dimana mas? hihihi peace..
|
Status :
Udang tepung menggelegar, Daging Gulung-gulung chantique, Spagetti cap gajah
duduk, hmmm yummy..
|
Foto : Tumpukan piring kosong tanpa sisa dan
sisanya tak bersisa.
Aku : OMG
dan tetep ada yang ngelike? Oke FAYNE, pemilik akun chantique dan gantengz.
Oke next! hahahahaha
|
Status :
Kelaparan or mari makan
|
Foto : Makanan -2 detik setelah diantar-
Aku :
mas-mas, ritual berdoa nya kapan mas? Mas-mas, makannya kapan mas? Mas-mas
udah keburu dingin itu masssssss.... massssss
|
Status :
Makan di Resto X
|
Foto : muka senyum mangap dikit imut kudu
-Ekspresi saat menelan makanan-
Aku :
teteup.. kudu cutek.. gak cutek? Foto lagi dan lagi.. laper masssss... !!
|
Status : Having
fun at Derawan Island etc
|
Foto : -Kita dan Aktifitas kita- Manjat Pohon
Kelapa, pose gagah.
Aku :
mas-mas gak capek foto muluk, mas-mas quality time sama refreshingnya mana
mas?
|
Tuh, saya udah buat beberapa
contoh status dan foto yang lucu aja gitu kalo menurut saya sih. Yah namanya
saja dunia sosial, mau gimanapun gak bisa disalahkan pun demikian dengan saya
yang nulis ini juga ya hahahaha. Tapi saya pikir kita jadi kehilangan esensi
dari makanan, liburan, atau acara-acara dengan teman dunia nyata. Mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Karena ingin eksis pun sudah banyak korban
akibat selfie atau rasa ingin pamer yang lebih dari yang orang lain bisa,
semisal selfie di tengah lomba kuda, banteng, diatas tower, diatas gedung
tinggi, diatas bukit, diatas gunung dan masih banyak lagi. Esensinya apa? Ya
mencari kepuasan yang sejatinya tidak akan pernah terpuaskan. Karena apa?
Karena manusia tidak akan pernah merasa puas. Iya kan? J
Tak hanya ego ingin menjadi yang
paling wah dan paling keren dalam menampilkan foto yang ekstrim tapi juga
adanya pergeseran orang soal followers di sosial media. Saat ini orang suka
mendapatkan banyak followers, ini menunjukkan betapa dia dan foto yang
ditampilkan sangat indah dan menuai banyak pujian yang sebetulnya ujian untuk
kita. Kenapa? Karena semakin kita menyayangi ego kita, semakin kita menyemaikan
narsisme dalam diri kita. Mungkin kita gak sadar, pamer, iri, dan riya itu
dekat dengan kita, iya lebih ke soal cara pandang orang terhadap apa yang kita
posting di sosial media tanpa kita sadari. Eksistensi adalah sumbernya. Entah
bagaimana cara kau mendapatkannya, dia –eksistensi,red- akan menenggelamkanmu
kedalam rasa ingin, terus dan narsisme yang menjadi-jadi. Tapi saya kagum sama
yang masih melestarikan instagram seperti dulu hahahaha, iya kayak akun nya Nicholas Saputra *ciee ciee padahal saya belum ada follow dia lagi* keren deh
masnya. Eksis tapi Nyeni, Ganteng tapi berkarakter, waaahh jian idaman tenan hohohoho *oke mulai deh ya mulai deh yaa IJI
Tapi sekali lagi, saya dan
mungkin yang sependapat dengan saya, tidak bisa juga kita menyalahkan pengguna
akun, karena para pembuat ponsel pastilah membuat fitur-fitur edit mengedit foto yang –tentu saja- semakin menjamurkan
aksi selfie dan semacamnya. Jadi ini salah siapa? Ya gak ada sih sebenernya
hahaha. Teknologi semakin berkembang, kita harus tahu dan turut membantu
perkembangannya, hanya saja, jangan sampai kita yang menjadi pengembang yang
manut aja dan ngikut aja. Jadilah
pengguna akun sosial media yang tahu fungsi dari sosial media tersebut,
jangan cuma pindah tempat sosmed tapi statusnya sama aja.K Wait and see, sampai kapan
fenomena internesyenel ini akan bertahan Hahaha, yaa simply put, be smart using ur accounts on
sosial media. JA
No comments:
Post a Comment