Thursday, November 12, 2015

I MISS THE OLD YOU, INSTAGRAM . . .


Hallo again my virtual diary, how are you? I Miss you to the moon and back.. sudah lama sekali aku tidak membuka dirimu wahai dear diaryku HIHIHIJ  by the way,I want to share my opinion about sosial media ‘kekinian’. Proudly present, INSTAGRAM. *sorak sorai bergemuruh* HAHAHAA..


 (Saya mau nulis dengan bahasa yang agak formal yaa, habis kalo lucu terus kapan orang tau saya bisa serius? Lhah malah saya krisis diri hahahaha.. enggak dink saya cuma mau agak elegant nulisnya. Iya di tulisan ini aja besok2 musti gagal mau elegant. Hahahahaha)


Maaf ya my virtual diary dan para pembaca khayalan saya –red, abaikan- eh  mulai  eh fokus kembali, ingat, elegant.. ingat ((elegant)) hahahaha..


Beberapa bulan ini saya disibukkan dengan dua kerjaan saya yang membutuhkan saya pergi kesana kemari dan kalaupun ada waktu senggang, saya gunakan untuk istirahat ataupun untuk olahraga J begitulah penjelasan saya yang sebenarnya 50% nyata, lainnya, lain-lain :p Lhoh kok? Kamu penasaran? Sama, saya jugak :p hehehe. Enggak dink, saya hanya butuh waktu untuk jauh-jauh dengan dunia internet dan sosial media agar tidak mengupload kata-kata yang bernada sedih ataupun sejenisnya. Maklum saya memutuskan untuk mengambil langkah besar dalam jalan hati saya, butuh perjuangan dan konsistensi yang tinggi. Oke gak penting! Hahahaha... Oke lanjottttt  Q


 Dua bulan yang lalu kalau tidak salah ingat ya, saya membuat akun instagram lagi nih, hihi sedikit telat yaa, tutup akun karena akun instagram saya terhapus dengan sendirinya. I dont even know why. Hmm.. awalnya saya pikir, “ah, sudah gak kober urus instagram apalagi path dan saya agak malas buat akun ig lagi, sepertinya saya lebih suka dunia nyata daripada dunia maya, lagian saya sudah sibuk dengan dua kerjaan saya di dua tempat yang membuat saya hanya punya waktu libur satu hari saja.” Tapi,  saya pikir, saya mau melihat tempat-tempat yang bagus dan bisa sekalian buat referensi kalo pas ada cuti atau minimal ketika saya ada jaldin ke daerah tersebut, kan bisa ke daerah wisata tersebut dan ya itung-itung sambil menyelam minum air kan A

Saya menulis kata merindukan Instagram yang dulu bukan karena tanpa alasan ya J karena tanpa sadar, saya merasa saya sudah kehilangan esensi dari sosial media yang bernama instagram itu sendiri, atau kitalah yang mengganti dan mengubah esensi instagram itu sendiri. Saya tidak menyalahkan atau menghakimi para pengguna instagram yang tak sepaham dengan saya. Bukan seperti itu, hanya, saya mencoba berpendapat tentang kerinduan saya soal instagram yang dulu sangat eye catching and clutching my heart dengan keindahan foto yang ditampilkan di lamannya.


Saya ingat ketika saya membuka akun instagram saya dan melihat ketrampilan para fotografer dalam menangkap cahaya dan menampilkannya kedalam sebuah karya yang bernilai seni tinggi, wah saya cuma bisa comments “amazing pict, beautiful sightseeing, lovely, great, nice shoot, wow, cool, awesome, where is it? Or what is it? or good job dude”. Dulu saya suka melihat postingan para fotografer dan akun saya dipenuhi oleh postingan berupa keindahan Tuhan akan ciptaan alam dan makhluk hidupnya yang Masyallah.. indahnya J jadi ingat, setelah saya membuka akun pasti saat menutupnya saya sih senang. Adem liat yang menyejukkan mata hihihi.



Meskipun saya memiliki akun instagram yang baru, namun ada keenganan dalam mem-posting foto. Entah. Saya merasa gak ada keinginan buat mem-posting foto, mungkin karena sudah pernah punya dan saat membuat lagi –disaat jiwa narsis saya sudah berkurang, malah mungkin sudah habis masa berlakunya- saya tidak merasa harus memberitahukan saya sedang dimana, sedang apa, pernah kemana, sama siapa, bagaimana kontur muka saya sekarang, apa passion saya, apa-apa saja kesukaan saya atau seberapa gilanya saya. Tapi lebih kepada, isi dari instagram sekarang agak beda dari yang dulu pernah saya ingat dan saya selalu bisa melihat (tanpa disangka-sangka) yang sudah saya lepaskan di jelajah kiriman. Ya susah ya, namanya juga sosial media, mau dimanapun kita berada meski tak ada jaring pertemanan tapi masih bisa dilihat oleh mata, karena, sosial media. Yah, Inilah hidup. Eh curhat deh. Oke balik ke topik lagi ya, kak..


Well, mari kita melihat dimasa kini seperti apa instagram saat ini, ya, mari kita menjelajah kiriman-kiriman dari seluruh dunia  Tentu kita juga sadar, bahwa pengguna android meningkat seiring dengan fitur yang dihadirkan dan dengan kecanggihan yang memanjakan keinginan para pengguna mobile phone yang tak kan pernah terpuaskan  A maka Instagram pun semakin dikenal dan digunakan. Oleh karena itu, fitur-fitur seperti camera 360 atau fitur-fitur lain dibuat untuk mengedit muka atau bentuk tubuh agar terlihat menarik di dalam sebuah foto yang sudah terpasang chantique di setiap android para penggunanya dan tentu dia pasti memiliki akun instagram. betul apa betul? hahaha


Kenapa demikian? Karena gak ada yang gak cantik dijaman sekarang kan hohoho. Terlebih setelah Presiden Barack Obama mengeksiskan kembali gaya berfoto selfie yang kemudian marak dikembangbiakkan dengan adanya tongsis, makin-makin yaa selfienya, bagai jamur dimusim hujan hahahaha. Ya katanya sih instagram itu album foto online, jadi ya wajar kalo fotonya ala-ala gitu. Sebetulnya banyak sih pertanyaan saya –ketika saya sudah sadar untuk tidak narsis- dan kebingungan saya tentang maksud dan arti dari foto dan status seseorang di instagram. Bukan apa-apa sih, tapi lucu aja nih ya. Saya kasih beberapa contoh deh.  1


Status : Kondangan, Happy Wedding X dan Y
Foto : Kita sendiri dengan gaya dan/atau Teman2 Kita Rame-rame tanpa pasangan pengantin yang kita kondangin.

Aku : Mas-mas, situ yang dikondangin apa yang kondangan? Gak nyambung mas.. :p

Status : *ala-ala quotes* daun tidak pernah membenci angin yang menjatuhkannya.
Foto : Wajah kita atau gaya kita saat sedang berjalan, duduk, tiduran, selonjoran atau foto pemandangan alam –cloud, sunset dkk, red-.

Aku : Mas-mas quote nya tjakep sih tapi kenapa mukanya dan gayanya ala-ala model internesyenel.. nyambungnya dimana mas? hihihi peace..

Status : Udang tepung menggelegar, Daging Gulung-gulung chantique, Spagetti cap gajah duduk, hmmm yummy..
Foto : Tumpukan piring kosong tanpa sisa dan sisanya tak bersisa.

Aku : OMG dan tetep ada yang ngelike? Oke FAYNE, pemilik akun chantique dan gantengz. Oke next! hahahahaha

Status : Kelaparan or mari makan
Foto : Makanan -2 detik setelah diantar-

Aku : mas-mas, ritual berdoa nya kapan mas? Mas-mas, makannya kapan mas? Mas-mas udah keburu dingin itu masssssss.... massssss

Status : Makan di Resto X
Foto : muka senyum mangap dikit imut kudu -Ekspresi saat menelan makanan-

Aku : teteup.. kudu cutek.. gak cutek? Foto lagi dan lagi.. laper masssss... !!

Status : Having fun at Derawan Island etc
Foto : -Kita dan Aktifitas kita- Manjat Pohon Kelapa, pose gagah.

Aku : mas-mas gak capek foto muluk, mas-mas quality time sama refreshingnya mana mas?


Tuh, saya udah buat beberapa contoh status dan foto yang lucu aja gitu kalo menurut saya sih. Yah namanya saja dunia sosial, mau gimanapun gak bisa disalahkan pun demikian dengan saya yang nulis ini juga ya hahahaha. Tapi saya pikir kita jadi kehilangan esensi dari makanan, liburan, atau acara-acara dengan teman dunia nyata. Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Karena ingin eksis pun sudah banyak korban akibat selfie atau rasa ingin pamer yang lebih dari yang orang lain bisa, semisal selfie di tengah lomba kuda, banteng, diatas tower, diatas gedung tinggi, diatas bukit, diatas gunung dan masih banyak lagi. Esensinya apa? Ya mencari kepuasan yang sejatinya tidak akan pernah terpuaskan. Karena apa? Karena manusia tidak akan pernah merasa puas. Iya kan? J


Tak hanya ego ingin menjadi yang paling wah dan paling keren dalam menampilkan foto yang ekstrim tapi juga adanya pergeseran orang soal followers di sosial media. Saat ini orang suka mendapatkan banyak followers, ini menunjukkan betapa dia dan foto yang ditampilkan sangat indah dan menuai banyak pujian yang sebetulnya ujian untuk kita. Kenapa? Karena semakin kita menyayangi ego kita, semakin kita menyemaikan narsisme dalam diri kita. Mungkin kita gak sadar, pamer, iri, dan riya itu dekat dengan kita, iya lebih ke soal cara pandang orang terhadap apa yang kita posting di sosial media tanpa kita sadari. Eksistensi adalah sumbernya. Entah bagaimana cara kau mendapatkannya, dia –eksistensi,red- akan menenggelamkanmu kedalam rasa ingin, terus dan narsisme yang menjadi-jadi. Tapi saya kagum sama yang masih melestarikan instagram seperti dulu hahahaha, iya kayak akun nya Nicholas Saputra *ciee ciee padahal saya belum ada follow dia lagi* keren deh masnya. Eksis tapi Nyeni, Ganteng tapi berkarakter, waaahh jian idaman tenan hohohoho  *oke mulai deh ya mulai deh yaa IJI


Tapi sekali lagi, saya dan mungkin yang sependapat dengan saya, tidak bisa juga kita menyalahkan pengguna akun, karena para pembuat ponsel pastilah membuat fitur-fitur  edit mengedit foto yang –tentu saja- semakin menjamurkan aksi selfie dan semacamnya. Jadi ini salah siapa? Ya gak ada sih sebenernya hahaha. Teknologi semakin berkembang, kita harus tahu dan turut membantu perkembangannya, hanya saja, jangan sampai kita yang menjadi pengembang yang manut aja dan ngikut aja. Jadilah  pengguna akun sosial media yang tahu fungsi dari sosial media tersebut, jangan cuma pindah tempat sosmed tapi statusnya sama aja.K  Wait and see, sampai kapan fenomena internesyenel ini akan bertahan Hahaha, yaa simply put, be smart using ur accounts on sosial media. JA 

No comments:

Post a Comment